WELCOME TO THIS BLOG!!. PLEASE ENJOY THE MENU HAS BEEN PROVIDED

Minggu, 10 Oktober 2010

PENDIDIKAN SISTEM GANDA




PENGELOLAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA
DI SMK KESEJAHTERAAN KELUARGA
Disusun Oleh:
  1. Hossiyatur Robbah (090210101033)
  2. Dina Tri Septining (090210101039)
  3. Ahmad Adi Setiawan (090210101093)
  4. Lubis muzaki (090210101096)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya berupa kemampuan berpikir dan analisis sehingga dapat terwujud makalah Profesi Kependidikan ini.
Penyusunan makalah ini dilakukan setelah kami melakukan observasi kepada suatu Sekolah Menengah Kejuruan tentang bagaimana Pengelolaan Pendidikan Sistem Ganda di SMK tersebut.
Dengan terselesaikannya makalah ini, tak lupa disampaikan terima kasih kepada bapak Dr Sulthon Masyhud, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Profesi Kependidikan ini, bapak Aji selaku pengelola PSG di SMKN 3 Jember, teman-teman mahasiswa yang banyak memberikan dorongan dan bantuan serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan untuk penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari, bahwa hasil penyusunan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan diterima dengan senang hati.
Akhirnya kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat sesuai dengan apa yang diharapkan. Amien !
Jember, 18 Maret 2010
Penyusun,

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup. Pendidikan baik formal maupun non formal sebagai utama pembangunan sumber daya manusia , harus secara jelas berperan membentuk peserta didik aset bangsa, yaitu menjadi manusia produktif dan berpenghasilan yang mampu menciptakan produk unggul. Agar peserta didik dapat terjun di masyarakat dengan profesionalisme kerja yang berkompeten maka terbentuk Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Untuk itu, agar Pendidikan Sistem Ganda berjalan dengan baik maka diperlukan pengelolaan yang baik.
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program penguasaaan keahlian yang diperoleh melalui langsung di dunia kerja (Sidi, 2003: 128). Hal itu dilakukan agar tamatan memiliki ukuran kemampuan seperti yang dipersyaratkan dunia kerja, maka diupayakan adanya standar kemampuan untuk jenis atau bidang pekerjaan tertentu.
Dalam suatu Pendidikan Sistem Ganda (PSG) diperlukan pengelolaan yang baik agar tujuan dalam Pendidikan Sistem Ganda (PSG) tersebut bisa tercapai. Maka dengan dasar itulah kami melakukan penelitian atau observasi di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan yang bernama SMKN 3 Jember.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)?
2. Apa tujuan dilaksanakannya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)?
3. Bagaimana sistem pengelolaan PSG di SMKN 3 Jember?
4. Ada berapa program keahlian di SMKN 3 JEMBER?
5. Bagaimana pola bimbingan terhadap siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh SMKN 3 Jember?
6. Bagaimana kriteria siswa yang sudah siap terjun ke dunia industri?
7. Apa saja kendala–kendala dalam pelaksanaan PSG di SMKN 3 Jember?
1.3 Tujuan Kegiatan
  1. Untuk memahami pengertian Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
  2. Untuk mengetahui tujuan dilaksanakannya Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
  3. Untuk mengetahui sistem pengelolaan PSG di SMKN 3 Jember
  4. Untuk mengetahui kendala–kendala dalam pelaksanaan PSG di SMKN 3 Jember
1.4 Manfaat
  1. Dapat menambah wawasan tentang pengelolaan PSG.
  2. Memahami bagaimana cara pengelolaan PSG agar berjalan dengan baik.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa siap kerja di bidang tertentu sesuai keahliannya (UUSPN, 2003). Dengan kata lain, SMK berperan mengembangkan kompetensi siswa di bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi siswa adalah pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kreativitas yang teraktualisasi dalam kemampuan melakukan suatu pekerjaan tertentu, ditopang komitmen, semangat yang tinggi dengan prosedur yang benar (Depdiknas, 2002).
Hasil penelitian menunjukan bahwa umumnya tamatan SMK masih kurang menguasai pekerjaan praktik lapangan, dan sikap sebagai teknisi yang berkaitan denga disiplin, ketekunan, komitmen, kreativitas, kecerdasan, dan kultur kerja masih harus dikembangkan (Soemadi, 1991). Maksunya tamatan SMK masih belum memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan sekolah dan dibutuhkan di dunia usaha dan industri. Upaya unntuk mengembangkan kompetensi siswa yang sesuai kompetensi dunia usaha dan industri prlu dijalin kerja sama dengan dunia usaha dan industri dalam program Pendidian Sistem Ganda (PSG).
Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu bentuk penykenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan siskron antara program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai sutu tingkat keahlian professional (Sidi, 2003: 128). Dimana keahlian professional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik, dan kiat. Semua siswa diwajibkan untuk melaksanakan kerja industri (Prakerin) pada semester tertentu.Pelaksanaan praktek tersebut dimaksudkan untuk melengkapi system belajar siswa dengan mengalami suasana langsung agar dapat memiliki kemampuan yang sesuai dengan dipersyaratkan oleh Dunia Kerja serta pada akhirnya tamatannya dapat mengisi kesempatan kerja yang ada.
Implementasi PSG dengan melaksanakan program Prakerin bagi siswa SMK, yaitu siswa dalam kerja Prakerin di DuDi (Dunia Usaha dan Industri) diperlakukan sebagai karyawan. Dalam pelaksanaan Prakerin, siswa mendapat bimbingan dari instruktur atau karyawan yang bekerja menangani pekerjaan tersebut.
Tujuan dari Prakerin:
1) Mendapatkan pengalaman bekerja di dunia indstri.
2) Memahami sikap, disiplin, dan kultur jaringan.
3) Mendapatkan kompeteni kejuruan sesuai standar kompetensi yang ditentukan DuDi.
4) Mendapatkan kompetensi social.
Ciri-ciri Prakerin meliputi pekerjaan yang dilakukan sisw:
1) Sinkron dengan bidang keahlian atau program studi yang dimiliki siswa.
2) Terkait dengan pengetahuan yang diterima di sekolah.
3) Mengacu menguasai kompetisi tertentu sesuai dengan standar bidang pekerjaan atau profesi tertentu di DuDi.
4) Merupakan pekerjaan nyata di dunia indstri dan bukan simuklasi..
Untuk mencapai tujuan PSG dibutuhkan pola bimbingan yang tepat dengan ciri-ciri diantaranya, tersedianya waktu orientasi sebelum bekerja, tersedianya waktu diskusi antara siswa dan pembimbing, tersedianya rotasi pekerjaan di DuDi, terjadinya interaksi antara siswa dan pekerja, pemberiaan tugas serta kepercayaan nyata di DuDi. Untuk menggetahui hasil PSG, evaluasi dapat dilakukan denga cara mengukur penguasaan kompetiai DuDi, menilai siswa satu persatu, bahan tes bersumber dari stadar kompetensi yang dipakai DuDi.
Kompetensi siswa dapat dikembangkan melalui program PSG jika diterapkan pengelolaan yang baik dan tepat.Secara nasional pengelolaan PSG telah diatur dalam keputusan Mendikbud No. 323/U/1997, tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada sekolah menengah kejuruan.
Pasal 26 menjelaskan:
  1. Pengelolaan PSG sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional menjadi tanggung jawab Menteri Pendidikan.
  2. Pengelolaan praktek kerja di instusi pasangan secara nasional menjadi tanggung jawab MPK.KADIN dan Departemen Pendidikan.
Pasal 27 menjelaskan sebagai berikut:
  1. Pengawas PSG tingkat pusat menjadi tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional dan MPKN.
  2. Penagwasan PSG pada tingkat provinsi menjadi tanggung jawab Kantor Departemen Pendidikan dan MPKP.
  3. Pengawasan PSG pada SMK dan institusi pasangan menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah dan Majelis Sekolah.
Model penyelenggaraan PSG ada dua, yaitu day release model, dan block release model. Day release model adalah model yang disepakati bersama dari enam hari belajar dalam satu minggu, beberapa hari siswa belajar di institusi pasangan dan beberapa hari siswa belajar di sekolah. Block release model adalah model yang disepakati bersama bulan atau catur wulan yang mana siswa harus belajar di institusi pasangan.Untuk peningkatan pelayanan PSG, di setiap sekolah dibentuk organisasi atau badan peran serta masyarakat seperti badan pembantu penyelenggaraan pendidikan (BP 3), komite sekolah, dewan sekolah, majelis sekolah, atau organisasi lainnya yang bertujuan
  1. Untuk membantu kelancaran pelaksanaan PSG.
  2. Memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan SMK.
  3. Membantu, mengawasi, dan mengevaluasi penyelenggaraan PSG.
  4. Membantu pembiyaan PSG yang diselenggarakan SMK.
2.2 Paparan Hasil Observasi / Wawancara
Dalam penelitian ini kami melakukan observasi terhadap sebuah sekolah menengah kejuruan yaitu “SMKN 3 JEMBER” yang terletak jalan Dr.Subandi no. 31 yang merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang maju dan berkompeten.
Di mana memiliki beberapa visi dan misi sebagai berikut :
  1. VISI
Menyiapkan tenaga kerja menengah yang beriman dan bertaqwa profesional mandiri dan mampu bersaing di bidang pariwisata, kesejahteraan keluarga dan teknologi informatika di era global.
2. MISI
1. menyiapkan tamatan yang berkepribadian unggul, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kompetensi dan mampu mengembangkan diri.
2. Menyiapkan dan mencerdaskan siswa menjadi warga Negara yang baik dan menjadi manusia yang seutuhnya.
3. Menyiapkan peserta didik dengan kompetensi terstandart dalam bidang :
a. Pariwisata-akomodasi perhotelan, tata boga, kecantikan.
b. Kesejahteraan keluarga (tata busana)
c. Teknologi informatika (Rekayasa Perangkat Lunak)
Sekolah Menengah Kejuruan ini memiliki 22 kelas dimana terbagi dalam 5 program keahlian , yaitu:
  • Akomodasi perhotelan.
Sejumlah 2 ruang kelas 1, 1 ruang kelas 2, 1 ruang kelas 3.
  • Tata busana.
Sejumlah 3 ruang kelas 1, 3 ruang kelas 2, 3 ruang kelas 3.
  • Tata boga.
Sejumlah 1 ruang kelas 1, 1 ruang kelas 2, 1 ruang kelas 3.
  • Tata kecantikan.
Sejumlah 2 ruang kelas 1, 1 ruang kelas 2, 1 ruang kelas 3.
  • Rekayasa perangkat lunak (RPL).
Sejumlah 1 ruang kelas 1, kelas 2 dan 3 belum ada.
Namun hanya Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) yang belum melaksanakan sistem PSG, karena program ini merupakan program keahlian yang baru saja dibuka yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar industi.
Dari hasil observasi yang kami lakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang terlampir, maka diperoleh sejumlah informasi sebagai berikut :
A. PENGERTIAN PSG
Pendidikan Sistem Ganda merupakan suatu sistem yang didalamnya terdapat dua sistem pembelajaran yaitu belajar di sekolah dan belajar di dunia industri. Di sekolah mereka memperoleh materi-materi yang berhubungan dengan dunia industri dan praktek sesuai dengan materi yang diberikan di sekolah. Sedangkan di industri, mereka belajar menerapkan materi dari sekolah yang mungkin dalam prakteknya sangat berbeda dengan di dunia indstri. Jadi dalam pelaksanaan PSG ini, mereka mampu mengikuti apa yang sedang berkembang di dunia indstri saat ini.
B. TUJUAN PELAKSANAAN PSG
Tujuan dari pelaksanaan PSG diantaranya:
  1. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan melalui peran serta institusi pasangan.
  2. Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
  3. Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menjadi bekal dasar pengembangan dirinya secara berkelanjutan.
  4. Memperkokoh Link and Match antara sekolah dan dunia kerja.
  5. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
  6. Meningkatkan efisiensi proses Pendidikan Menengah Kejuruan melalui pendayagunaan sumber daya pendidikan.
C. PENGELOLAAN PSG
Pengelolaan PSG di SMKN 3 JEMBER dilakukan dengan membentuk kelompok kerja (Pokja) yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya program dan mengkoordinir pelaksanaan PSG di SMKN 3 JEMBER. Adapun susunan kelompok kerja di SMKN 3 JEMBER adalah telah terlampir.
Dimana tugas masing-masing jabatan sebagai berikut :

1. ketua

1. Sebagai Koordinator kegiatan pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PSG)/Praktik Industri
2. Memutuskan rencana program dan Jadwal pelaksanaan Praktik Industri sesuai dengan program kurikulum.
3. Menentukan kebijakan terhadap masalah-masalah yang terjadi pada pelaksanaan praktik industri.
4. Menerima laporan dan usulan dari koordinator jurusan.
5. Menyampaikan dan memberikan laporan pelaksanaan praktik industri kepaqda Kepala Sekolah.

II. Sekretaris

1. Mengerjakan dan melengkapi administrasi kesekretariatan PSG
2. Melaksanakan tertib administrasi pelaksanaan Praktik Industri
3. Mendokumentasikan kegiatan-kegiatan pelaksanaan PSG
4. Menyusun dan menyiapkan laporan pelaksanaan praktik industri

III. Bendahara

1. Mengerjakan tertib administrasi keuangan
2. Menyusun rencana anggaran dana PSG
3. Menentukan penggunaan anggaran sesuai rencana anggaran yang ditetapkan.
4. Menyusun dan menyiapkan laporan penggunaan anggaran dana PSG.

IV. Koordinator program keahlian

1. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendataan dan pemetaan dudi sesuai dengan klasifikasi yang dibutuhkan bersama team pendataan
2. Melakukan pemetaan penempatan siswa praktik industri bersama team pendataan.
3. Menentukan guru petugas monitoring dan evaluasi siswa praktik industri.
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi laporan peserta prakerin bersama team evaluasi.

V. Pembimbing praktek

1. Melakukan pembimbingan dan pengarahan pada siswa praktik industri.
2. Melakukan indentifikasi masalah yang terjadi pada siswa prakerin yang menajdi bimbingannya.
3. Memberikan laporan hasil pembimbingan dan monitoring kepada rapat pokja PSG.
Kelompok kerja berfungsi untuk mengatur dan bekerja sama dengan koordinator program keahlian untuk membahas bagaimana pelaksanaan PSG. Dalam pelaksanaan PSG yang diatur oleh Pokja terdapat beberapa tahap, diantaranya:
1. Pendataan
Dalam pendataan ini, Pokja mencari dan menetapkan tempat-tempat industri yang akan dijadikan tempat praktik yang layak dan sesuai dengan kompetensi siswa.
2. Pembekalan
Pembekalan dilakukan sebelum siswa terjun ke duni kerja. Pembekalan ini dilakukan oleh Pokja dan Prgram keahlian masing-masing, diantaranyan:
Ø Pokja melakukan pembekalan selama satu minggu
Ø Program keahlian masing-masing memberikan pembekalan selam satu bulan.
Tujuan dari pembekalan ini, yaitu memberikan materi pembelajaran yang mengacu pada dunia industri agar siswa mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja karena lingkungan kerja sangat berbeda dengan lingkungan sekolah.
3. Penerjunan
Di dalam penerjunan ini, siswa ditempatkan di tempat-tempat industri sesuai dengan program keahlian masing-masing.
4. Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan satu bulan sekali oleh pembimbing program keahlian masing-masing. Dalam pemantauan tersebut, pemantau mencatat kondisi dan keluhan siswa selama berada di tempat industri. Selain itu pihak industri juga diwajibkan untuk memberikan informasi kepada sekolah mengenai keadaan siswa selam praktek. Hal ini dilakukan agar tetap tejalinnya hubungan antara pihak sekolah dengan industri, pemberian informasi tersebut biasanya dilakukan tiap tanggal 10 selama masa praktik berlangsung.
5. Praktik
Masa praktik PSG umumnya dilaksanakan selama 4 bulan, namun ada juga program keahlian yang melaksanakan PSG lebih dari 4 bulan yaitu akomodasi perhotelan yang melaksanakan PSG selama 6 bulan khususnya di hotel-hotel berbintang. Selama praktik tersebut, siswa harus mengikuti peraturan yang berlaku di tempat industri dan terlepas dari peraturan sekolah.
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah siswa melakukan praktik selam 4 bulan di tempat industri.Evaluasi ini dapat berupa pembuatan laporan, presentasi, dan praktik. Karena teknik-teknik yang di ajarkan di sekolah berbeda dengan dunia indusrti. Dari evaluasi tersebut dimaksudkan agar sekolah itu mampu memberikan dan mengembangkan teknik-teknik praktik yang akan diajarkan kepada siswa sesuai kebutuhan dan perkembangan industri saat ini. Setelah melaksanakan PSG tersebut, siswa mendapatkan sertifikat dari masing-masing industri sebagai bukti bahwa mereka telah melakukan praktik di industri tersebut. Jika siswa tersebut memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik selama praktik, ada kemungkinan setelah lulus mereka akan direkrut oleh perusahaan tersebut.
D. PROGRAM PELATIHAN
Untuk melaksanakan program PSG, maka kelompok kerja (pokja) telah menyusun program pelatihan pada dunia usaha dan dunia indutri secara bersama dengan institusi pasangan. Program pelatihan tersebut antara lain :
1. Program Pelatihan Tata Busana
a. Bidang Usaha Garmen
b. Bidang Usaha Butik
2. Program Pelatihan Tata Boga
a. Bidang usaha Hotel
b. Bidang usaha Rumah Makan
3. Program Pelatihan Akomodasi Perhotelan
a. Front Office
b. House Keeping
4. Tata Kecantikan
· Bidang Usaha Salon Kecantikan Rambut
Program pelatihan tersebut dilaksanakan di dunia industri dan dunia usaha baik menengah maupun besar sebagaiman terlampir.
Praktik ke dunia industri ini dilakukan oleh siswa siswi SMK semester 4. Karena siswa pada semester ini telah dirasa mampu beradaptasi dengan dunia industri. Adapun jumlah siswa SMKN 3 JEMBER yang akan melaksanakan praktik industri tahun ajaran 2009-2010 sebanyak 178 siswa, terdiri dari:
1. Program keahlian Tata Busana : 74
2. Program keahlian Restoran : 52
3. Program keahlian Akomodasi Perhotelan : 37
4. Program keahlian Tata Kecantikan : 15
Beberapa industri mengadakan sebuah uji tes yang meliputi tes tulis dan tes wawancara yang wajib diikuti oleh siswa, namun ada juga tempat industri yang tidak mengharuskan tes sebelum memasuki tempat industri. Biasanya yang melakukan tes adalah tempat industri yang besar dan berkualitas.
Penilaian dilakuakan oleh pihak industri. Lulus atau tidaknya siswa tergantung dari penilaian pihak industri. Setiap harinya mereka akan dicatat sikap dan kelakuannya. Pihak sekolah tidak ikut campur dan hanya menerima penilaian dara pihak industri. Setiap tanggal 10, siswa harus memberikan laporan kepada pembimbing program keahlian masing-masing tentang keadaan mereka disana
Kendala-kendala dalam pelaksanaan PSG:
Dalam pelaksanaan PSG di SMKN 3 Jember memiliki kendala dalam hal ekonomi khususnya keadaan ekonomi orang tua suswa yang bersangkutan. Misalnya saja adalah biaya trasportasi siswa untuk ke tempat praktik dimana tempat praktik yang jauh membutuhkan biaya besar. Disamping biaya transportasi beberapa perusahaan juga menetapkan biaya praktik yang lumayan tinggi.
Selain itu, pada umumnya pemberian materi di sekolah sangat berbeda dengan apa yang diinginkan dengan pasari ndustri. Sehingga akan timbul kesenjangan pada siswa.
2.3 DISKUSI OBSERVASI
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan, terdapat kesamaan antara teori yang kami miliki dengan hasil observasi. Didapat beberapa kesamaan yaitu dalam hal tujuan pelaksanaan PSG dan pengelolaan guna meningkatkan pelayanan PSG.
  • Tujuan pelaksanaan PSG
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa tujuan pelaksanaan PSG di SMKN 3 Jember adalah untuk menghasilkan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, etos kerja, dan sikap yang menjadi bekal dasar pengembangan dirinya secara berkelanjutan yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. Hal itu sesuai dengan teori yang ada, dimana tujuan tersebut itu akan menghasilkan siswa yang mampu berkompetensi dengan perkembangan dunia usaha dan industri.
  • Pengelolaan PSG
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa dalam pengelolaan dan penyelenggaraan PSG di SMKN 3 Jember dilakukan dengan cara membentuk kelompok kerja (Pokja) untuk memudahkan dalam pelayanan PSG. Hal itu sesuai dengan teori yang ada yaitu dalam penelolan PSG, di setiap sekolah dibentuk suatu orgganisasi ataupun kelompok kerja, dimana kelompok kerja tersebut berfungsi untuk memperlancar jalannya program PSG
Namun juga terdapat beberapa perbedaan dalam pola bimbingan terhadap siswa yang akan melakukan PSG dan model penyelenggaraan PSGnya.
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa model penyelenggaraan PSG di SMKN 3 Jember adalah mengacu pada pemberian materi dan praktik lebih banyak dilakukan di sekolah dan pelaksanaan PSG dilakukan ketika siswa menempuh semester 3. Hal itu berbeda dengan teori yang ada, yaitu model day realease model, dan block release model.
2.4 Faktor-faktor pedukung dalam pelaksanaan observasi
  • Lokasi SMK yang terjangkau
Sekolah yang terletak di Jl. Soebandi 31 Jember ini tergolong mudah untuk dijangkau.
  • Objek wawancara
Guru-guru di SMKN 3 Jember memberikan informasi secara lengkap apa saja yang kita inginkan.
  • Sumber teori
Selain mendapat informasi dari guru-guru di sekolah, diperoleh juga infornasi dari beberapa buku dan sejumlah media masa yang sangat membantu.
2.5 Kendala-kendala dalam pelaksanaan observasi
  • Transportasi
  • Waktu
Sulitnya menyamakan waktu antara pihak sekolah dan kita, karena terbenturnya dengan waktu kuliah dengan waktu mengajar guru di SMKN 3 Jember. Sehingga harus mencari waktu yang dirasa memungkinkan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
  1. Terjadinya koordinasi yang baik dan benar antara SMKN 3 Jember dengan dunia usaha dan industri.
  2. Sistem pengelolaan dan penyelenggaraan PSG di SMKN 3 Jember telah sesuai dengan keputusan Mendikbud no.323/U/1997.
  3. SMKN 3 Jember telah mempunyai sistem pengurus/kelompok kerja yang tertata dengan rapi, sehingga pengelolaan PSG-nya bisa berjalan dengan baik.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan hasil program PSG di SMKN 3 Jember hendaknya berupaya sebaik-baiknya memanfaatkan dan memberdayakan seluruh sumber daya yang ada untuk menopang program PSG dengan harapan akan semakin efektif dan efisien pelaksanaan program tersebut. Sarana prasarana sekolah dilengkapi, lingkungan yang menopang diciptakan, menjalin kerja sama yang sinergi dengan dunia industri guna menyukseskan program PSG untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ada beberapa siswa yang mana kala di beri tugas untuk melakukan praktik PSG di sebuah lembaga-lembaga negeri seperti sekolah-sekolah bahkan universitas sekalipun., khususnya di FKIP sendiri. Untuk itu, demi kelancaran terlaksananya praktik diharapkan agar lebih memperhatikan lagi kenyamanan mereka dan juga memberikan pelayanan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 1997. Pedoman teknis pelaksanaan PSG pada SMK. Jakarta: Dikmenjur Depdiknas.
Tohardi, H.S.1996. Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta: BPK Penabur KPS.
Sedarmayanti. 2001. Sumber daya manusia dan produktivitas kerja. Bandung: Mandar Maju.

Related Post



1 komentar:

DAW-XP mengatakan...

wew mantebb nih pencerahannya. :)