WELCOME TO THIS BLOG!!. PLEASE ENJOY THE MENU HAS BEEN PROVIDED

Minggu, 27 November 2011

Keikhlasan dalam Ibadah


Ketika kita membuka kitab akhlak, contohnya kitab riyadlus sholihin kitab hadis karangan Imam Nawawi kita menemukan bahwasannya bab yang paling awal adalah bab ikhlas. Kenapa ulama’-ulama’ salaf dalam mengarang kitab selalu diawali dengan bab ikhlas?. Ikhlas adalah masalah hati, dan hal ini bergantung sekali dengan masalah niat ketika menjalankan suatu ibadah. Oleh karena kebanyakan kitab selalu diawali dengan bab ikhlas sehingga murid maupun guru mampu manata hati dengan baik ketika berniat untuk mencari ilmu, kalau orang jawa sering mengatakan kepada anaknya, “Seng pinter noto ati yoo le”.
Agama mengajarkan bahwa semua ibadah hendaknya dilakukan semata-mata ikhlas karena Allah (Qs Al-An’am, 6:162-163). Karena hanya dengan niat yang ikhlas akan terjamin kemurnian ibadah yang akan membawa pelaksanaanya dekat kepada Allah. Tanpa ada keikhlasan hati, mustahil ibadah akan diterima oleh Allah (Qs. Al-bayyinah 98:5).
Contoh yang paling hebat dari keikhlasan adalah seperti ayng dicontohkan oleh nabi Ibrahim as ketika diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putra sulungnya yaitu, nabi ismail as. Nabi Ibrahim pun melakukannya dengan penuh keikhlasan kepada Allah SWT. Kemudian allah menggantikan nabi ismail dengan sembelihan, kambing yang kemudian disyariatkan kepada umat muslim untuk berqurban ketika hari raya idul adha.
Dengan keikhlasan, seseorang dapat mewujudkan amail sejati. Kesejatian setiap amal diukur dari sikap keikhlasan yang melandasinya. Dan kesediaan berqurban yang dilandasi rasa keikhlasan semata-mata, mampu mengurangi sifat keserakahan yang ada dalam diri manusia.
Setiap ibadah pasti menyimpan suatu hikmah, meskipun tidak semua orang dapat mengetahui hikmah tersebut melalui penalaran pikirannya. Hanya Allah sendiri yang mengetahui rahasia dan hikmah seluruh ajaran agama yang diturunkanNya.
Diantara hikmah berqurban adalah untuk mendekatkan diri atau taqorrub serta wujud syukur kepada Allah swt atas segala kenikmatan yang telah dilimpahkannya. Selain itu, dengan syariat berqurban, kaum muslimin dilatih untuk menebalkan rasa kemanusiaannya, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa solidaritas social yang tinggi diantara umat manusia.
Dari uraian singkat diatas dapat diambil pelajaran:  Semua aktifitas manusia akan dinilai ibadah dan akan mendapatkan ridlo Allah swt ketika didasari niat ikhlas karena allah, karena ikhlas adalah syarat mutlak untuk dterimanya ibadah.
Karena ikhlas tempatnya di hati, dan hati itu selalu berubah-ubah (berbolak-balik) maka nabi Muhammad menganjurkan umatnya untuk membaca do’a: “yaa muqallibal quluub, tsabbit ‘alaa diinik”. Yang artinya, ya allah yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hati ini dalam agama-Mu.

Related Post



2 komentar:

pemikir mengatakan...

kunjungn jauh juga

kunjungan mengatakan...

blog walking