WELCOME TO THIS BLOG!!. PLEASE ENJOY THE MENU HAS BEEN PROVIDED

Rabu, 23 November 2011

Pejuangan Sayyidina Husain di Medan Karbala


Sebentar lagi umat muslim memasuki tahun baru islam, 1433H. TEPATNYA 27 november 2011 umat muslim memasuki bulan muharam 1433 H. bulan muharam tanggal 10 (‘asyura) adalah bulan duka cita bukan bulan suka cita, dan bagi pecinta kebenaran, asyura, sayyidina Husain dan karbala bukan saja menjadi kata-kata yang mengandung spiritual tinggi, tetapi juga merupakan peristiwa yang sangat bias kita ambil hikmahnya, yakni perjuangan mempertahankan kemurnian ajaran rasulullah walaupun nyawa taruhannya. Bulan muharam merupakan salah satu bulan dalam islam yang sarat akan nilai dan ibrah fundamental, yaitu perjuangan islam versus nilai-nilai kufur. Setiap peristiwa pasti mengandung hikmah dan mengandung pendidikan yang sangat berharga. Bulan muharam merupakan bulan yang dijadikan tonggak bagi permulaan tahun baru islam, selain itu pada permulaan bulan muharam, tepatnya tanggal 10 muharam tahun 61 H telah terjadi peristiwa perjuangan kebenaran versus kebathilan, perjuangan manusia demi mempertahankan dan membela kemurnian ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Peristiwa itu adalah peristiwa karbala yang telah membawa kesyahidan sayyidina Husain, cucu kesayangan nabi Muhammad SAW.

Diantara aristocrat arab yang paling berkuasa saat itu adalah Abu Sufyan. Selain sebagai pengusaha, abu sufyan juga penguasa. Istrinya hindun pernah memakan jantung Sayyidina Hamzah pada peristiwa perang uhud. Anaknya yang bernama Muawiyah-kelak-melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Ali bin Abi Tolib yang sah. Cucunya muawiyah—kelak--;lewat komandannya bernama ibn ziyad membunuh sayyidina Husain di padang karbala.

Dibalik peristiwa yang terjadi

Kalimah tauhid tegak dan manusia berbondong-bondong masuk islam ketika revolusi nabi Muhammad saw berhasil dan dinasti abu sufyan tumbang.  Disaat itu pula keluarga abu sufyan yang pernah menjadi musuh islam, masuk islam juga. Tak lama setelah wafatnya rasulullah, disusul pemerintahan khalafaur rosyidin. Kemudian, dinasti abu sufyan muncul kembali merebut kendali pemerintahan. Tokoh-tokoh tauhid yang dulu loyal pada rasulullah satu persatu disingkirkan. Suara kebenaran tak terdengar.

Menghadapi kekuatan kebathilan tersebut, para ulama’ terbagi dalam tiga kelompok. Pertama kelompok uzlah, kelompok yang menyingkir ke tempat sunyi, dengan alas an agar tidak tercemari virus kebathilan yang merajalela. Dari kelompok ini kemudian muncul aliran tarekat dan tasawuf. Kelompok kedua, ulama’ bergabung dengan para penguasa, mereka mendapatkan fasilitas dan kemewahan. Dari kelompok ini muncul berbagai hadis politik dan hadis maudhu’. Kelompok ketiga, kelompok yang menentang kedzaliman, segala harta dan nyawa dipertaruhkan untuk membela kemurnian ajaran nabi Muhammad saw. Dalam kelompok ini, sayyidina Husain beridiri.

Pagi hari asyura tahun 61 H sayyidina Husain dan rombongnnya yang berjumlah tidak lebih 72 orang menghadapi pasukan yazid di padang karbala. Yang dilakukan sayyidina Husain di karbala pada 10 muharam 61 H adalah aktualisasi semangat al-qur’an tentang jihad sebagaimana dilukiskan dalam ayat al-qur’an yang artinya, “Dan orang-orang yang berhijrah karena allah sesudah mereka dianiaya, pasti kamu akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui” (QS 16:41).

            Sepintas, seakan pedang ditangan pasukan ibn ziyad telah memenangkan pertarungan di padang karbala. Tetapi setalah peristiwa karbala tersebut, setelah beberapa abad pasca tragedy karbala, semua orang tahu tindakan yazid dan pasukannya hanyalah didasari dendam politik dari kakek-kakeknya dari bani sufyan atas bani hasyim (kakek rasulullah).

Peristiwa karabala merupakan lembaran hitam dalam sejarah islam, tetapi juga merupakan lembaran cemerlang dalam sejarah perjuangan syuhada’. Kini tergantung kita mengikuti orang-orang yang hanya menginginkan kekuasaan semata ataukah tetap berada dalam rel yang lurus untuk mempertahankan kemurnian islam sampai rela mengorbankan materi bahkan nyawa sekaligus.

Related Post



2 komentar:

ilmuini mengatakan...

Terima kasih mas artikelnya, Jadi mengingatkanku Pada sesuatu,

Oy mas, Kangen ne sama teman-teman di #BN2011

lubis mengatakan...

sama mas, kangen dengan BN... smoga sukses utk kita semua.. :)