WELCOME TO THIS BLOG!!. PLEASE ENJOY THE MENU HAS BEEN PROVIDED

Rabu, 02 November 2011

Upaya menemukan jati diri peserta didik untuk meningkatkan kualitas pendidikan


Menurut seorang intelekual bernama canfield, untuk mengenal potensi diri, tanyakan kepada diri, “aktivitas apa yang mudah dan cemerlang aku lakukan, yang bagi orang lain mungkin suit dan hasilnya tidak secermelang jika aku yang melakukannya ? apa yang bias aku kerjakan seolah-olah tanpa upaya, tanpa banyak belajar, tanpa persiapan?” sehingga seorang guru yang bijak harus memiliki kualitas komunikasi yang baiksehingga antara dia dengan murid tidak terdapat jarak yang membuat mereka tidak bertemu, atau menjadi asing satu sama lain. Komunikasi ini membuat keberlangsungan proses belajar mengajar menjadi lancer dan sngat dinamis, dan tentu saja transformasi nilai bias berlnagsung secara otima.

Ketika komunikasi seorang guru dengan siswa bias berjalan dengan baik, maka ketika seorang guru berusaha mengajak anak-anak didiknya untuk mengetahui apa potensi dan bakatnya dengan menggunakan pertanyaan sebagaimana yang dianjurkan oleh canfield di atas. Anak-anak akan menjawab pertnyaan tersebut dengan saksama, bijak, dan tidak tergesa-gesa.

Setelah seorang guru mendapatkan jawaban dari prtanyaan demikian, dari sini dia bias melakukan pengkemahan atas jawaban-jawaban tersebut. Peru digarisbawahi bahwa seorang guru harus memastikan bahwa jawaban-jawaban mereka adah benar, tidak mngada-ada, dan jujur. Untuk mengetahui apakah jawaban terseut sungguh-sungguh, dalam permulaan pengajuan pertanyaan, seorang guru hendaknya mengajak anak-anak didik ke dalam dirinya sendiri, juga menjeaskan dan mendasar mengetahui apa bakat, apa potensi, atau apa yang membuat senang selama ini. Karena itulah bakat akan mudah dioptimalakan di masa yang akan dating, sekaligus menjadi jaminan kehidupan yang lebih baik di hari esok.

Penandasan seperti ini akan membuat para siswa terbawa ke wilayah “fun”, sehingga jawaban yang diberikan pun bisa dikategorikan dengan jawaban sungguh-sungguh dan serius. Langkah selanjutnya tentu saja seorang guru memiki kewajiban untuk memperhatikan bagaimana anak-anak didiknya, dengan berbekal jawaban yang diberikan, akan meniti kehidupan selanjutnya.

Proses pengawasan ini bisa juga meibtkan orang tua atau wali murid yang ad di rumah. Selain akan bias memantau perkembangan para siswa, kerjasama dengan wali murid tentu saja membuat sinergi yang begitu anggun nan dahsyat antar pihak guru, murid, orang tuanya, dan juga masyarakat.
Sikap guru yang menghargai bahwa anak-anak didik merupakan pribadi yang juga bias gelisah memikirkan jati dirinya akan membaut par wai murid nyaman dengan proses pembelajan yang sedang berlangsung. Seain itu, penghargaan tersebut membuat sang guru disenangi para murid, yang ini sangat berimplikasi positif bagi perkembangan anak-anak didik, juga terhadap transformasi nilai itu sendiri.       



Related Post



2 komentar:

gajah_pesing mengatakan...

jati diri saia sebenarnya gajah #eh

lubis mengatakan...

hhahaa....