WELCOME TO THIS BLOG!!. PLEASE ENJOY THE MENU HAS BEEN PROVIDED

Jumat, 10 Agustus 2012

Pembelajaran Tutor Sebaya dengan Strategi Everyone is a Teacher Here (ETH)


Perkembangan masyarakat sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk juga di bidang pendidikan menuntut lembaga-lembaga pendidikan untuk lebih mementingkan kualitas pendidikan. Dalam peningkatan kualitas pendidikan diperlukan penyempurnaan dan peningkatan pengajaran, khususnya pada ilmu pengetahuan alam dan matematika. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya matematika, merupakan titik tolak untuk mengejar dan menguasai teknologi karena matematika bukan hanya dibutuhkan sebagai alat berhitung pasif, tetapi merupakan bahasa inti bagi perumusan semua teori yang melandasi semua bidang studi (Nasution, 1982:14).
Pembelajaran matematika tidaklah sama seperti pembelajaran lain karena matematika bersifat abstrak. Pembelajaran matematika harus bermakna serta dipahami secara mendalam oleh siswa. Guru hendaknya tidak menyajikan materi dalam bentuk jadi, melainkan harus diatur sedemikian rupa hingga menantang siswa untuk berpikir lebih lanjut, sehingga siswa tidak hanya menghafalkan informasi-informasi yang diterima, tetapi juga harus memahami dan mengerti secara keseluruhan. Pembelajaran yang dikehendaki oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa untuk belajar secara aktif baik fisik, mental, dan sosial untuk memahami konsep-konsep matematika. Dengan demikian, proses pembelajaran hendaknya lebih difokuskan kepada siswa untuk aktif dan kreatif dalam mengajar, sehingga siswa akan mencapai pemahaman yang efektif dan efisien.
Pada dasarnya suatu pembelajaran di sekolah menuntut siswa untuk aktif, kreatif, dan efektif, dan guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator. Pada mata pelajaran matematika, siswa dituntut untuk dapat memahami konsep dari materi yang dipelajarinya, serta memberikan perhatian lebih dan berkonsentrasi pada saat pelajaran berlangsung. Akan tetapi, permasalahan yang dihadapi dalam belajar matematika selama ini adalah sebagian besar siswa menganggap matematika adalah mata pelajaran yang menakutkan, membosankan, dan sulit dimengerti, sehingga menimbulkan kurangnya perhatian pada saat pembelajaran berlangsung. Secara umum, kurangnya perhatian siswa terhadap mata pelajaran matematika mengakibatkan ketuntasan hasil belajar belum bisa dicapai secara optimal.
Rendahnya penguasaan matematika disebabkan karena metode pembelajarannya kurang membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Oleh karena itu perlu diberikan suatu metode pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa, yaitu metode tutor sebaya dengan strategi everyone is a teacher here. Dengan metode tutor sebaya dengan strategi everyone is a teacher here ini, semua siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran, serta pembelajaran dapat berlangsung secara menyenangkan dan tidak membosankan, karena pembelajaran yang membosankan mengakibatkan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan.
Selain itu, pembelajaran ini diharapkan dapat mengembangkan potensi setiap siswa dalam memecahkan, menemukan mengapa dan bagaimana proses penyelesainnya serta siswa juga diharapkan agar dapat dengan mudah menerapkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membantu pemahaman materi pada diri secara optimum, dimana siswa yang malu bertanya maupun mengajukan pendapat mengenai masalah-masalah matematika akan lebih terbuka dengan teman sebayanya. Hal ini sudah sesuai dengan pemahaman belajar aktif, dimana menurut Mel Silberman dalam salah satu penyataannya disebutkan bahwa : ”What I teach to another, I master” yang berarti ”apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya menguasainya”(Silberman, 2005:2). Pembelajaran dengan menggunakan strategi ini diharapkan mampu memudahkan siswa dalam memahami materi-materi pelajaran matematika. Selain itu, pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi ini, juga diharapkan dapat menciptakan motivasi belajar dan mengurangi terjadinya  miskonsepsi terhadap materi matematika siswa. Menurut Vigotsky (dalam Nur, 2004:3) pada teorinya disebutkan bahwa siswa lebih mudah memahami konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman sebayanya. Maka diharapkan dari penjelasan tersebut, konsep matematika yang oleh sebagian siswa dianggap sulit, dapat lebih mudah dipahami dan dicerna dengan proses belajar mengajar melalui teman sebaya.
Hal ini sesuai dengan pendapat As’ari (dalam Sukarti, 2001:428) yang menyatakan bahwa model pembelajaran yang dikembangkan saat ini adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam satu kelompok untuk mencapai hasil yang maksimal. Salah satu metode yang diaplikasikan dalam pembelajaran kooperatif ini yaitu metode pembelajaran tutor sebaya (peer tutoring) dengan strategi everyone is a teacher here. Metode ini dirancang untuk memotivasi siswa dalam mempelajari materi pelajaran sebaik mungkin dan memberi tanggung jawab yang besar kepada peserta didik untuk belajar dan memberikan penjelasan kepada peserta didik lainnya baik secara kelompok maupun secara individual (Ratnadi, 2003).

Related Post