WELCOME TO THIS BLOG!!. PLEASE ENJOY THE MENU HAS BEEN PROVIDED

Rabu, 02 November 2011

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) BERBASIS LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN FISIKA


Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains yang menerangkan berbagai gejala dan kejadian alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara matematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum. Fisika tidak hanya berisi tentang teori-teori atau rumus-rumus untuk dihafal, akan tetapi dalam fisika berisi banyak konsep yang harus dipahami secara mendalam (Druxes, 1986:3). Dengan demikian, siswa dituntut untuk dapat membangun pengetahuan dalam benak mereka sendiri dengan peran aktifnya dalam proses belajar mengajar.

Hasil-hasil evaluasi belajar menunjukkan prestasi hasil belajar fisika masih rendah, hal ini ditunjukkan oleh masih banyaknya siswa yang mengalami kesalahan konsep tentang konsep fisika, baik pada siswa yang sedang belajar fisika maupun mereka yang telah menamatkan studinya di SMP maupun SMA. Penyebab lain hal tersebut di atas adalah model pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai dan lingkungan pembelajaran yang kurang konstruktivis yaitu siswa tidak didorong untuk mengkonstruksi pengetahuan baru dengan memanfaatkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya serta kurangnya partisipasi siswa untuk aktif secara langsung dalam pembelajaran (Mundilarto, 2008). Sehingga diharapkan kelemahan-kelemahan tersebut di atas diharapkan dapat diatasi dengan menggunakan model pembelajaran generatif.
Model generatif dapat menciptakan iklim pembelajaran yang konstruktivistis, siswa mendapat kebebasan dalam mengajukan ide-ide dan masalah-masalah serta mendiskusikan perihal konsep yang terkait dengan pembelajaran tanpa dibebani rasa takut, serta barargumen menuju pada penguasaan konsep yang ilmiah. Dalam model pembelajaran generatif ini guru tidak lagi berperan sebagai sumber utama pembelajaran, karena pembelajaran dapat dilakukan dengan mendayagunakan aneka sumber belajar. Pembelajaran dengan model generatif ini dapat: (1) meningkatkan aktifitas siswa, khususnya aktifitas bertanya atau mengajukan masalah, (2) meningkatkan kemampuan siswa dalam berargumentasi secara sederhana, (3) meningkatkan hasil belajar siswa, dan (4) memberikan tanggapan positif dari guru maupun siswa yang terlibat langsung dalam pembelajaran (Sumadi, 2001:3). Dengan model pembelajaran generatif ini siswa dituntut untuk mengungkapkan konsep awal yang mereka miliki kemudian mengujinya dengan konsep baru yang mereka terima dan mendiskusikan tentang kebenaran jawabannya dalam pemecahan masalah.

            Pendekatan proses belajar mengajar lebih diorientasikan pada pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses merupakan suatu sistem pengajaran yang lebih banyak mengikutsertakan dan melibatkan siswa untuk bertindak lebih aktif serta memberi kesempatan yang lebih luas dalam pengembangan intelektual, keterampilan, minat, dan sikap ilmiahnya (Semiawan, dkk, 1992). Dengan demikian, pembelajaran IPA akan lebih menonjolkan aspek kegiatan laboratorium, yang dapat berbentuk kegiatan demonstrasi atau eksperimen. Carin dan Sund (dalam Mardana, 2000:150) mengemukakan bahwa laboratorium memiliki peranan yang cukup penting dalam pembelajaran IPA. Tuntunan kegiatan laboratorium dijabarkan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS).

            Kegiatan laboratorium akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap fenomena alam serta menantangnya untuk berpikir kritis dalam mencari alternatif pemecahan terhadap suatu masalah, melatih ketekunan siswa lewat pengamatan, pengumpulan data, analisis data, serta mengembangkan daya temu siswa dalam membangkitkan ide-ide gagasan-gagasan pemikiran di dalam menginterprestasikan masalah-masalah, sehingga siswa tertantang untuk mengembangkan suatu bentuk eksperimen baru. Keberhasilan dalam kegiatan laboratorium akan memberikan perasaan senang secara intrinsik, yang pada akhirnya akan meningkatkan minat belajar siswa (Gega, 1997:78). Peningkatan minat belajar dan sikap ilmiah akan bermuara pada peningkatan prestasi belajar dan kebermaknaan hasil belajar siswa.

Related Post



0 komentar: