Tulisan ini saya dapatkan dari sahabat Facebook, Baba Naheel namanya, Status2nya yang sering membuat "Nggelitik" membuat saya ngefans banget sama beliau. Meskipun belum pernah bertemu...... Beliau asal Jember - Jawa Timur, kota dimana saya menuntut Ilmu. Sekarang bermukim di SAUDI. Berharap banget suatu saat,, saya bisa belajar di Haramain, Kalo bisa masih muda saat ini (semoga Alloh mentaqdirkan th. 2015/2016). Berikut ulasannya beliau, mengenai Diskusi Praktik Cium Tangan saat Bersalaman.
Terus
terang saya dulu mengira berjabat tangan lalu menciumnya itu adalah tradisi
atau budaya Indonesia saja.
Seperti
ini lumrah terjadi disekitar saya, yaitu mencium tangan orang orang yang di
hormati.
Misalnya
murid terhadap gurunya, anak terhadap orang tuanya dan menantu terhadap
mertuanya dll.
Dulu
kira kira tahun 2008-nan saya di Makkah suka chating dengan menggunakan mig33.
Disitu
saya di invite masuk ke sebuah group diskusi.
Pada
suatu malam, tepatnya malam rabu, saya berdiskusi dengan teman chating yang
berpaham salafi, yaitu dia menganggap bahwa mencium tangan disaat berjabat
tangan itu tidak ada landasannya.
SILAHKAN
ANDA SIMAK ISI DISKUSINYA DIBAWAH INI:
Saya:”Kenapa
anda menentang praktik cium tangan disaat bersalaman?”
Dia:”Iya,
karena itu tidak ada tuntunannya !!
Saya:”Lah,
maksudnya tuntunannya siapa mas?”
Dia:”Ya
nabi kita Muhammad dong !!
Saya:”Kok
bisa begitu? Inikan bukan ibadah? Bukan lagi masalah agama?”
Dia:”Iya,
tapi ngapain hingga mencium tangan seperti itu segala?”
Saya:”Mas..
kami melakukan ini sebagai bentuk penghormatan… saya kira ini masalah akhlakul
karimah?”
Dia:”Kalau
anda menganggap ini termasuk akhlakul karimah, maka anda harus meniru orang
yang akhlaknya paling mulia dimuka bumi ini, yaitu Nabi Muhammad !!
-----------------------------------------
*
Terus
terang, penjelasan dia yang ini, bikin aku tambah bingung dan tambah tersudut.
Sehingga
memaksa saya saat itu, mencari dan membuka kitab kitab hadits, guna untuk
mencari referensi CIUM TANGAN SAAT BERJABAT TANGAN.
---------------------------
Lanjutannya…
Saya:”Ok…
ini mas saya menemukan sebuah hadits yang berhubungan dengan masalah ini,
yaitu:
Cerita
Ibnu Umar bersama sahabat yang lain, mereka mencium tangan Nabi?”
Dia:”Yang
ceritanya mereka lari dari peperangan itukah?
_____________________
INILAH
HADITS yang saya maksud itu:
عن ابن عمر رضي الله عنهما أنه كان في سرية من سرايا رسول الله صلى
الله عليه وسلم قال: فحاص الناس حيصة، فكنت في من حاص... قال: فجلسنا لرسول الله
صلى الله عليه وسلم قبل صلاة الفجر، فلما خرج قمنا إليه فقلنا: نحن الفرارون؛
فأقبل إلينا فقال: "لا بل أنتم العكارون" قال: فدنونا فقبلنا يده.
Dari
Ibnu Umar ra. Dia bercerita disaat dia menjadi salah satu pasukan infantri
Rasulullah saw.
Dia
menuturkan:” Pada suatu hari kami berada dalam suatu pertempuran. Orang orang
pada berlari menjauh dari peperangan tersebut karena mengalami keadaan yang
delematis dan saya termasuk dari mereka itu.
Kemudian
dia melanjutkan ceritanya:”Kemudian kami semua akhirnya duduk untuk menghadap
kepada baginda Rasulullah saw menjelang shalat subuh. Lalu keluarlah Rasul
hendak menunaikan shalat subuhnya, maka kami berdiri dan kami berkata:” :”Kami
orang orang yang lari (dari peperangan)pent.
Kemudian
nabi menghampiri kami seraya berkata:”Tidak !! tapi kalian adalah orang orang
yang mundur/lari, tapi untuk bergabung dengan yang lain (siasat perang-pent).
Ibnu
Umar ra berkata:”Maka kami langsung mendekati beliau lalu kami mencium
tangannya.
----------------------------------------------
Saya:”Iya
mas… bagaimana tuh?” saya kira ini sudah jelas?”
Dia:”
Hadis diatas diriwayatkan oleh Abi Dawud (2647)
Imam
Tirmidzi (1716)
Imam
Ahmad (2/70),
Imam
Baihaqi (9/73)
Hadits
ini lemah mas !! coba anda lihat dalam kitab “DHOIF ABI DAWUD” milik syekh Al
Bani.
Saya:”Tapi
hadits lemah khan boleh diamalkan?” setahu saya begitu…
Dia:”Iya,
tapi tidak bisa anda buat landasan hukum atau hujjah !!
Saya:”Lemahnya
hadits ini terletak pada apanya mas?”
Dia:”Barangkali
dari rawinya mas, anda cek aja langsung dalam kitabnya syekh Albani tsb. Kok
repot !!
Saya:”Lantas
bagaimana dengan hadits Tsabit yang mencium tangan sahabat Anas bin malik?”
bukankah ini cukup untuk menjadi tendensi sebuah respek seorang Tabi’in
terhadap sahabat Nabi?”
________________________
INILAH
HADITS yang saya maksud itu:
حدثنا ابن عيينة عن ابن جدعان قال ثابت لأنس: أمسست النبي صلى الله
عليه وسلم بيدك؟ قال: نعم, فقبلها.
Ibnu
Uyaynah bercerita dari Ibnu Jad’aan:
Tsabit
bertanya kepada Anas bin malik ra:”Apakah anda pernah menyentuh Rasulullah saw
dengan tangan anda?’
Anas
ra menjawab:”Ya!
Maka
si Tsabit langsung mencium tangannya.
----------------------------
Dia:”Itu
diriwayatkan oleh imam Ahmad dan itu derajatnya hadits dhoif juga mas !!
Saya:”Tapi
hadits tersebut juga diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam kitab Adabul
Mufradnya…
Dia:”Iya
saya tahu, dalam kitab Bukhari yang berjudul Adabul Mufrad ada juga haditsnya
yang dhoif, jadi hadits yang anda kemukakan itu statusnya lemah mas… coba anda
lihat dalam kitab “DHO’IFU ADABUL MUFRAD hlm.973 karya syekh Albani.
Ini
saya lihat langsung dari kitabnya.. jika berkenan, datang kemari mas…
hahahaha..
------------------------------------------------------
*
Semua
dalil saya, dia mentahkan dengan dalih di dhoifkan oleh syekh Albani.
Berarti
saya harus menemukan hadits nabi yang tidak di dhoifkan oleh syekh Albani.
Akhirnya
jerih payah upayaku ini berhasil…
------------------------------------------------------
Saya:”Mas
ini saya menemukan hadits pamungkasku, mohon dibaca dengan teliti dan seksama:
(saya ketik duluan lalu saya copas)
حدثنا بن أبي مريم قال حدثنا عطاف بن خالد قال حدثني عبد الرحمن بن
رزين قال مررنا بالربذة فقيل لنا ها هنا سلمة بن الأكوع فأتيته فسلمنا عليه فأخرج
يديه فقال بايعت بهاتين نبي الله صصص فأخرج كفا له ضخمة كأنها كف بعير فقمنا إليها
فقبلناها..... حسنه الالباني
"Abdurrahman bin Razin bercerita: Kami berjalan jalan di
daerah Ribdzah kemudian ada yang mengatakan kepada kami: Disini Salmah bin Al
Akwa’ tinggal (sahabat nabi)pent.
Kemudian
saya mendatangi beliau. Saya mengucapkan salam kepadanya.
Dia
mengeluarkan tangannya seraya berkata:”Saya pernah berbai’at kepada Nabi dengan
kedua tangan saya ini.
Lantas
dia mengulurkan telapak tangannya yang besar seakan akan seperti telapaknya
unta, maka kami langsung berdiri meraih telapak tangan beliau kamudian kami
menciumnya.
--------------------------------------------------
Saya:”Gimana
mas?” Bukankah ini telah disebutkan oleh ibnu hajar dalam Fathul Barinya dengan
mengakatan bahwa hadits ini “Hasan”.
Dia:”Maaf,
anda mengambil dari mana hadits tersebut?”
Saya:”Lha
khan sudah saya bilang mas… coba anda cek kitab Fathul Bari milik ibnu hajar.
Tepatnya juz 11 hlm.57.
Dia:”Yang
lain aja mas… dari kitab hadits apa gitu !!
Saya:”Hahahaha..
tidak punya kitab Fathul Bari ya mas?”
Dia:”Sekali
lagi saya tanyakan, kalau tidak dijawab, akan ku hentikan diskusi ini !!
Saya:”Wah…
kok emosi gitu mas… sudahlah… apakah komentar derajat “HASAN” dalam hadits
tersebut dari ibnu hajar masih belum bisa anda terima?”
Dia:”Sudahlah…
ada di kitab hadits mana hadits tersebut????
Saya:”Baiklah…
coba anda buka kitab ADABUL MUFRAD hadits nomor 973.
Dia:”Yaahhh…
kitab Adabul Mufrad lagi…. Khan sudah saya bilang, meski itu karangannya imam
Bukhari tapi tidak sama dengan kitab SHOHIH nya mas… jangan jangan nanti dhoif
lagi !! hahaha..
Saya:”Mas….
Jangan ngomong terus dong… cepat lihat sana !!
Dia:”Iya…
ini sudah bisa aku temukan….
Saya:”Bagaimana?”
apa komentar syekh Albani mengenai hadits tersebut?” katanya anda tadi punya
kitab seleksi hadits Adabul Mufrad milik syekh Albani…?
Dia:"Iya…
beliau mengatakan hadits ini berderajat “HASAN”
Saya:’Hahahahha..
gimana mas, puaskah??? Masihkan anda berkomentar? Atau mau meremehkan?”
berarti hadits tersebut tidak dhoif khan?”
Dia:”Iya…
Saya:”Hahahaha…
saya kira diskusi kita ini selesai mas… Namun jika anda masih kurang puas
dengan ini semua, anda tidak suka fenomena cium tangan dalam masyarakat kita,
atau anda tidak suka dicium tangannya oleh orang lain, ya sudah… cukup anda
diam… jangan menyalahkan mereka, bahkan jangan hingga membid’ahkan kami yang
melakukan itu… Saya kira ini adalah sifat dan sikap terpuji anda dan golongan
anda !!
Dan
ternyata cium tangan saat berjabatan itu ada tuntunannya !!
Dia:”Iya…
Assalamu’alaikum…
Saya:”Lho
kok??? Wa’alaikumussalam…
S E
L E S A I
---------------------------
Terima
kasihku kepada syekh Nashirudin Al Albani, karena karyamu memberi manfaat bagi
saya sehingga bisa membantuku memberi pencerahan kepada sahabat maya saya.
Doaku,
semoga Allah swt mengampuni segala dosa dan kesalahan kita.
Amin
ya Rabb".
0 komentar:
Posting Komentar