WELCOME TO THIS BLOG!!. PLEASE ENJOY THE MENU HAS BEEN PROVIDED

Selasa, 06 November 2012

Analisis Kurikulum Matematika Sekolah


disusun oleh: Yessi Setianingsih (09006026), Peniari Umami  (09006047), Andhi Dwi P (09006051); Uji Trisno (09006186), Ernita Sari (10006095)
Mata pelajaran matematika disekolah memiliki background yang sudah familiar didengar, yakni ‘sulit dan membosankan’ hanya menghitung dan menghitung, bermain rumus serta mengolah angka. Kewajiban bagi semua guru matematika adalah mengubah image matematika melalui pengembangan kurikulum matematika disekolah agar mudah diterima oleh peserta didik secara baik, merata, seimbang serta tepat. Program pengembangan kurikulum seharusnya dievaluasi secara berkala oleh penyelenggara pendidikan mengingat mata pelajaran matematika memiliki aspek relevansi yang banyak pada mata pelajaran yang lain, baik kimia, fisika maupun ekonomi. Kesulitan yang cenderung dialami adalah saat prinsip kontinuitas pada materi pelajaran yang terkandung didalam matematika tidak telaksana maka akan menyebabkan peserta didik mengalami penurunan semangat belajar, gangguan psikis serta kogntifnya yang terganggu mengingat jika rekan sekelasnya lebih menguasai materi ketimbang dirinya. Karena banyak aspek yang mempengaruhinya. Oleh sebab itu adanya variasi materi pelajaran minimal memberikan tahapan berpikir yang bertahap.

Menganalisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP merupakan kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi. Pengembangan Kurikulum umumnya didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris dan landasan formal.
Kita lihat saja, Landasan empiris yang terkandung dalam KTSP diantaranya :
1.      Adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita baik dilihat dari sudut proses maupun hasil belajar.
2.      Budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda.
3.      Selama ini peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum bersifat pasif.
Kemudian, setelah mengetahui landasan yang dibutuhkan dari kurikulum, misal KTSP diatas maka, dilakukan penyusunan model kurikulum sesuai dengan kebutuhan dengan mengindahkan konstruksi yang bersifat konstruktif dan konsep.

Empat model kurikulum , yakni model Kurikulum Akademis, Kurikulum Pengembangan Individu (Humanistik), Kurikulum Rekontruksi Sosial serta Kurikulum Teknologis. Apabila dihubungkan dengan konsep dasar pengembangan dan model kurikulum atau menghubungkan dengan sistem pengembangan kurikulum menurut Oemar Hamalik (2007), maka KTSP memiliki unsur tersebut yang sekaligus merupakan karakteristik KTSP itu sendiri, yakni :

1.      KTSP dapat dikatakan sebagai kurikulum konstruktif sosial. karena salah satu prinsip KTSP, mengembangkan potensi, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dengan lingkungannya (menanamkan identitas nasional).
2.      Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang beroriantasi kepada disiplin ilmu. Misalnya , struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik serta kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak di ukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran (ketuntasan belajar) .
3.      KTSP dapat dikatakan sebagai kurikulum pengembangan individu. Hal ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan (guru sebagai fasilitator dan pembimbing).
4.      KTSP dapat dikatakan sebagai kurikulum teknologis. Lihat saja dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilaian serta pengarahan berdasarkan kepada asas pemanfaatan , pengembangan, penciptaan ilmu dan teknologi.




Related Post



0 komentar: