disusun oleh: Yessi Setianingsih (09006026), Peniari Umami (09006047), Andhi Dwi P (09006051); Uji Trisno (09006186), Ernita Sari (10006095)
Mata
pelajaran matematika disekolah memiliki background yang sudah familiar
didengar, yakni ‘sulit dan membosankan’ hanya menghitung dan menghitung,
bermain rumus serta mengolah angka. Kewajiban bagi semua guru matematika adalah
mengubah image matematika melalui pengembangan kurikulum matematika disekolah
agar mudah diterima oleh peserta didik secara baik, merata, seimbang serta
tepat. Program pengembangan kurikulum seharusnya dievaluasi secara berkala oleh
penyelenggara pendidikan mengingat mata pelajaran matematika memiliki aspek
relevansi yang banyak pada mata pelajaran yang lain, baik kimia, fisika maupun
ekonomi. Kesulitan yang cenderung dialami adalah saat prinsip kontinuitas pada
materi pelajaran yang terkandung didalam matematika tidak telaksana maka akan
menyebabkan peserta didik mengalami penurunan semangat belajar, gangguan psikis
serta kogntifnya yang terganggu mengingat jika rekan sekelasnya lebih menguasai
materi ketimbang dirinya. Karena banyak aspek yang mempengaruhinya. Oleh sebab
itu adanya variasi materi pelajaran minimal memberikan tahapan berpikir yang
bertahap.
Menganalisis
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP
merupakan kurikulum berorientasi pada pencapaian kompetensi. Pengembangan Kurikulum
umumnya didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris dan landasan
formal.
Kita
lihat saja, Landasan empiris yang terkandung dalam KTSP diantaranya :
1.
Adanya
kenyataan rendahnya kualitas pendidikan kita baik dilihat dari sudut proses
maupun hasil belajar.
2.
Budaya
dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda.
3.
Selama
ini peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum bersifat pasif.
Kemudian,
setelah mengetahui landasan yang dibutuhkan dari kurikulum, misal KTSP diatas
maka, dilakukan penyusunan model kurikulum sesuai dengan kebutuhan dengan
mengindahkan konstruksi yang bersifat konstruktif dan konsep.
Empat
model kurikulum , yakni model Kurikulum Akademis, Kurikulum Pengembangan
Individu (Humanistik), Kurikulum Rekontruksi Sosial serta Kurikulum Teknologis.
Apabila dihubungkan dengan konsep dasar pengembangan dan model kurikulum atau
menghubungkan dengan sistem pengembangan kurikulum menurut Oemar Hamalik
(2007), maka KTSP memiliki unsur tersebut yang sekaligus merupakan
karakteristik KTSP itu sendiri, yakni :
1.
KTSP
dapat dikatakan sebagai kurikulum konstruktif sosial. karena salah satu prinsip
KTSP, mengembangkan potensi, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dengan
lingkungannya (menanamkan identitas nasional).
2.
Dilihat
dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang beroriantasi kepada disiplin ilmu.
Misalnya , struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik serta kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak di
ukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran (ketuntasan belajar) .
3.
KTSP
dapat dikatakan sebagai kurikulum pengembangan individu. Hal ini dapat dilihat
dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada aktivitas
siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai
pendekatan dan strategi pembelajaran yang disarankan (guru sebagai fasilitator
dan pembimbing).
4.
KTSP
dapat dikatakan sebagai kurikulum teknologis. Lihat saja dari adanya standar
kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada indikator hasil
belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilaian serta
pengarahan berdasarkan kepada asas pemanfaatan , pengembangan, penciptaan ilmu
dan teknologi.
0 komentar:
Posting Komentar