acara haul salah satu contoh bid'ah hasanah |
Bid’ah secara bahasa berarti
melakukan sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Sedangkan menurut syara’
pengertian bid’ah adalah melaksanakan kegiatan yang tidak pernah dikenal pada
masa Rasulullah SAW (Qawa’idul ahkam fi mashalihil anam, juz, 2, hal 172).
Mengumpulkan al-Qur’an dalam satu
mushaf, kemudian menambahkan tanda baca seperti harakat, tanda waqaf adalah contoh
bid’ah, melaksanakan tarawih berjama’ah dengan berjama’ah juga merupakan bid’ah,
pengajian pada hari-hari tertentu kemudian menamakannya sesuai dengan
kesepakatan seluruh anggota adalah contoh lain dari hal yang tidak pernah
dilakukan semasa Rasulullah. Namun, amalan ini sangat dirasakan manfaatnya bagi
umat Islam.
Khalifah 'Umar bin 'Abdul 'Azis, Imam
Muslim, Imam Bukhori beserta Imam hadist lainnya merangkum atau membukukan
hadist-hadist Nabi padahal Nabi melarang dalam buku yang berjudul al-Minhaj
Syarh Shahih Muslim ibn al-Hajjaj, menjelaskan bahwa ada beberapa riwayat
tentang pelarangan menulis hadits pada masa Rasulullah saw. Salah satu hadits
yang diyakini dari Rasulullah diriwayatkan oleh Abu Sa'id al-Khudri yang
artinya:
“Jangan kamu sekalian menulis sesuatu dariku, dan barangsiapa telah
menulis sesuatu dariku selain al-Qur'an, hendaklah ia menghapusnya”.
Sejalan dengan hadits di atas,
Masjfuk Zuhdi menambahkan bahwa larangan penulisan ini ada hikmahnya.
Berhubungan pada waktu itu sahabat-sahabat Nabi masih banyak yang Ummi (tidak
bisa baca tulis), sedang waktu itu wahyu Ilahi masih turun Qur'an, jadi Nabi
mengkhawatirkan kalau-kalau mereka tidak dapat membedakan qur'an dan hadits,
sehingga terjadi percampuran antara keduanya.
Lalu, apakah semua bid’ah itu
bermanfaat bagi manusia?. Ooo tentu tidak, contoh dari bid’ah yang berdampak
buruk salah satunya adalah adanya beberapa orang yang mengaku sebagai nabi. Contoh
lain bid’ah yang sangat menyesatkan adalah seperti mengubah bacaan shalat
dengan bahasa masing-masing yang seperti dilakuakan oleh salah satu ustadz Yusman
Roy di malang(#patut atau tidak patut disebut sebagai ustadz silahkan dinilai
sendiri, hehehe).
Oleh karenanya melihat fenomena
seperti di atas maka ulama’ membagi bid’ah menjadi dua kategori, bid’ah hasanah
dan bid’ah sayyi’ah. Mengenai dalil tentang bid’ah hasanah sebagao berikut:
Dari Jarir bin Abdillah ia berkata, Rasulullah
SAW bersabda, “siapa saja yang membuat
sunnah baik di dalam agama islam, kemudian diteruskan oleh orang sesudahnya,
maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang-orang yang mengerjakan perbuatan
tersebut. Dan barang siapa membuat sunnah yang buruk, kemudian diikuti oleh
generasi setelahnya, maka ia mendapat dosa dari orang yang mengerjakannya,
tanpa mengurangi sedikitpun dosa-dosa mereka” (shahih muslim, 4830).
Atas dasar pembagian ini, bahwa tidak
semua bid’ah dilarang. Masih harus melihat apakah perbuatan tersebut
bertentangan dengan ajaran agama Islam atau tidak. Standard utamanya adalah
al-qur’an dan hadist, baik yang bersifat umum atau parsial, serta dampak
positif atau negatifnya. Jika tidak ditemukan dalil yang melarang, maka bid’ah
tersebut diperbolehkan, bahkan dianjurkan ketika memiliki dampak positif yang
dirasakan langsung oleh umat islam. Sebaliknya, keharaman bid’ah akan berlaku
jika perbuatan itu jelasa-jelas bertentangan dengan agama islam, atau akan
menghancurkan sendi-sendi agama islam.
Urgensitas bid’ah hasanah
acara makan2 santri nurut thohir setelah tahllilan, maklum lhoo di tempat parkiran soalnya jadi tukan parkir dadakan |
Melihat apa yang telah dicontohkan
oleh para sahabat dan ulama salafus sholih, beliau-beliau sangat kreatif
melakukan inovasi dalam bidang keagamaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
ketika itu.
Salah satu contoh akan urgensitas bid’ah
hasanah adalah Sayyidina 'Ali bin Abi Tholib juga pernah menciptakan ilmu Nahwu
sedangkan Nabi tidak pernah menerbitkan Ilmu Nahwu. Apakah S. 'Ali bin Abi
Tholib termasuk ahli bid'ah atau bukan???
Ini adalah contoh dari beberapa
hal-hal baru untuk menjawab kebutuhan umat islam. Dan inilah yang seharusnya
dilakukan oleh umat islam saat ini untuk mencari solusi kebutuhan umat islam
dengan bid’ah hasanah, bukannya malah menyalah-nyalahkan amaliah atau tradisi
yang sudah terbukti mampu memancapkan ajaran islam di tengah masyarat.
hikmah haul: silaturahmi lancarr teross boss |
Referensi:
Bulletin al baitul amien. Edisi 820/13
januari 2012 oleh Suparman Al- Fayyadh.
4 komentar:
alhamdulillah...sangat bermanfaat mas...sayangnya bagi mereka yang anti amalan bidah hasanah seperti maulid, tahlilan dll tetap dianggap ibadah yang diada2kan dan tertolak, serta tidak mau menerima penjelasan dari yang berbeda paham...:)
dan apalagi ketika mengkafir-kafirkan, menganggap ahli bid'ah.. haduhhh...
karena ada baik dan buruknya, umat Islam harus lebih bijaksana sehingga tidak asal men cap sesuatu itu bid'ah dan masuk neraka- tanpa tahu manfaat dan tujuannya.
yup mas.. :)
Posting Komentar