Perkembangan
masyarakat sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk juga
di bidang pendidikan menuntut lembaga-lembaga pendidikan untuk lebih
mementingkan kualitas pendidikan. Dalam peningkatan kualitas pendidikan
diperlukan penyempurnaan dan peningkatan pengajaran, khususnya pada ilmu
pengetahuan alam dan matematika. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan,
khususnya matematika, merupakan titik tolak untuk mengejar dan menguasai
teknologi karena matematika bukan hanya dibutuhkan sebagai alat berhitung
pasif, tetapi merupakan bahasa inti bagi perumusan semua teori yang melandasi
semua bidang studi (Nasution, 1982:14).
Pembelajaran
matematika tidaklah sama seperti pembelajaran lain karena matematika bersifat
abstrak. Pembelajaran matematika harus bermakna serta dipahami secara mendalam
oleh siswa. Guru hendaknya tidak menyajikan materi dalam bentuk jadi, melainkan
harus diatur sedemikian rupa hingga menantang siswa untuk berpikir lebih
lanjut, sehingga siswa tidak hanya menghafalkan informasi-informasi yang
diterima, tetapi juga harus memahami dan mengerti secara keseluruhan.
Pembelajaran yang dikehendaki oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa
untuk belajar secara aktif baik fisik, mental, dan sosial untuk memahami
konsep-konsep matematika. Dengan demikian, proses pembelajaran hendaknya lebih
difokuskan kepada siswa untuk aktif dan kreatif dalam mengajar, sehingga siswa
akan mencapai pemahaman yang efektif dan efisien.
Pada
dasarnya suatu pembelajaran di sekolah menuntut siswa untuk aktif, kreatif, dan
efektif, dan guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator. Pada mata pelajaran
matematika, siswa dituntut untuk dapat memahami konsep dari materi yang
dipelajarinya, serta memberikan perhatian lebih dan berkonsentrasi pada saat
pelajaran berlangsung. Akan tetapi, permasalahan yang dihadapi dalam belajar
matematika selama ini adalah sebagian besar siswa menganggap matematika adalah
mata pelajaran yang menakutkan, membosankan, dan sulit dimengerti, sehingga
menimbulkan kurangnya perhatian pada saat pembelajaran berlangsung. Secara
umum, kurangnya perhatian siswa terhadap mata pelajaran matematika
mengakibatkan ketuntasan hasil belajar belum bisa dicapai secara optimal.
Rendahnya
penguasaan matematika disebabkan karena metode pembelajarannya kurang
membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Oleh
karena itu perlu diberikan suatu metode pembelajaran yang mampu menarik
perhatian siswa, yaitu metode tutor sebaya dengan strategi everyone is a
teacher here. Dengan metode tutor sebaya dengan strategi everyone is a teacher
here ini, semua siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran, serta
pembelajaran dapat berlangsung secara menyenangkan dan tidak membosankan,
karena pembelajaran yang membosankan mengakibatkan kurangnya perhatian siswa
terhadap materi yang diajarkan.
Selain
itu, pembelajaran ini diharapkan dapat mengembangkan potensi setiap siswa dalam
memecahkan, menemukan mengapa dan bagaimana proses penyelesainnya serta siswa
juga diharapkan agar dapat dengan mudah menerapkan masalah matematika dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membantu pemahaman materi pada diri
secara optimum, dimana siswa yang malu bertanya maupun mengajukan pendapat
mengenai masalah-masalah matematika akan lebih terbuka dengan teman sebayanya.
Hal ini sudah sesuai dengan pemahaman belajar aktif, dimana menurut Mel Silberman
dalam salah satu penyataannya disebutkan bahwa : ”What I teach to another, I
master” yang berarti ”apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya
menguasainya”(Silberman, 2005:2). Pembelajaran dengan menggunakan strategi ini
diharapkan mampu memudahkan siswa dalam memahami materi-materi pelajaran
matematika. Selain itu, pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi
ini, juga diharapkan dapat menciptakan motivasi belajar dan mengurangi
terjadinya miskonsepsi terhadap materi
matematika siswa. Menurut Vigotsky (dalam Nur, 2004:3) pada teorinya disebutkan
bahwa siswa lebih mudah memahami konsep yang sulit jika mereka saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan teman sebayanya. Maka diharapkan dari
penjelasan tersebut, konsep matematika yang oleh sebagian siswa dianggap sulit,
dapat lebih mudah dipahami dan dicerna dengan proses belajar mengajar melalui
teman sebaya.
Hal
ini sesuai dengan pendapat As’ari (dalam Sukarti, 2001:428) yang menyatakan
bahwa model pembelajaran yang dikembangkan saat ini adalah model pembelajaran
kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk bekerja sama
dengan siswa lain dalam satu kelompok untuk mencapai hasil yang maksimal. Salah
satu metode yang diaplikasikan dalam pembelajaran kooperatif ini yaitu metode
pembelajaran tutor sebaya (peer tutoring) dengan strategi everyone is a teacher
here. Metode ini dirancang untuk memotivasi siswa dalam mempelajari materi
pelajaran sebaik mungkin dan memberi tanggung jawab yang besar kepada peserta
didik untuk belajar dan memberikan penjelasan kepada peserta didik lainnya baik
secara kelompok maupun secara individual (Ratnadi, 2003).
2 komentar:
nice post :D
nice post :D
Posting Komentar