Ketika kita membuka kitab akhlak, contohnya
kitab riyadlus sholihin kitab hadis karangan Imam Nawawi kita menemukan
bahwasannya bab yang paling awal adalah bab ikhlas. Kenapa ulama’-ulama’ salaf
dalam mengarang kitab selalu diawali dengan bab ikhlas?. Ikhlas adalah masalah
hati, dan hal ini bergantung sekali dengan masalah niat ketika menjalankan
suatu ibadah. Oleh karena kebanyakan kitab selalu diawali dengan bab ikhlas sehingga
murid maupun guru mampu manata hati dengan baik ketika berniat untuk mencari
ilmu, kalau orang jawa sering mengatakan kepada anaknya, “Seng pinter noto ati
yoo le”.
Agama mengajarkan bahwa semua ibadah
hendaknya dilakukan semata-mata ikhlas karena Allah (Qs Al-An’am, 6:162-163).
Karena hanya dengan niat yang ikhlas akan terjamin kemurnian ibadah yang akan
membawa pelaksanaanya dekat kepada Allah. Tanpa ada keikhlasan hati, mustahil
ibadah akan diterima oleh Allah (Qs. Al-bayyinah 98:5).
Contoh yang paling hebat dari
keikhlasan adalah seperti ayng dicontohkan oleh nabi Ibrahim as ketika
diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putra sulungnya yaitu, nabi
ismail as. Nabi Ibrahim pun melakukannya dengan penuh keikhlasan kepada Allah SWT.
Kemudian allah menggantikan nabi ismail dengan sembelihan, kambing yang
kemudian disyariatkan kepada umat muslim untuk berqurban ketika hari raya idul
adha.
Dengan keikhlasan, seseorang dapat
mewujudkan amail sejati. Kesejatian setiap amal diukur dari sikap keikhlasan
yang melandasinya. Dan kesediaan berqurban yang dilandasi rasa keikhlasan semata-mata,
mampu mengurangi sifat keserakahan yang ada dalam diri manusia.
Setiap ibadah pasti menyimpan suatu
hikmah, meskipun tidak semua orang dapat mengetahui hikmah tersebut melalui
penalaran pikirannya. Hanya Allah sendiri yang mengetahui rahasia dan hikmah
seluruh ajaran agama yang diturunkanNya.
Diantara hikmah berqurban adalah
untuk mendekatkan diri atau taqorrub serta wujud syukur kepada Allah swt atas
segala kenikmatan yang telah dilimpahkannya. Selain itu, dengan syariat
berqurban, kaum muslimin dilatih untuk menebalkan rasa kemanusiaannya, yang
pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa solidaritas social yang tinggi diantara
umat manusia.
Dari uraian singkat diatas dapat
diambil pelajaran: Semua aktifitas
manusia akan dinilai ibadah dan akan mendapatkan ridlo Allah swt ketika didasari
niat ikhlas karena allah, karena ikhlas adalah syarat mutlak untuk dterimanya
ibadah.
Karena ikhlas tempatnya di hati, dan
hati itu selalu berubah-ubah (berbolak-balik) maka nabi Muhammad menganjurkan
umatnya untuk membaca do’a: “yaa
muqallibal quluub, tsabbit ‘alaa diinik”. Yang artinya, ya allah yang
membolak-balikan hati, tetapkanlah hati ini dalam agama-Mu.
2 komentar:
kunjungn jauh juga
blog walking
Posting Komentar